Keterampilan berbicara (Muhadasah) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otottubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima.
Metode muhadasah yaitu cara menyajikan bahasa pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid sambil menambah dan terus memperkaya pembendaharaan kata-kata yang semakin banyak.
Pengajaran muhadasah ini bertjuan untuk melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap dalam bahasa Arab, dan trampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam masyarakat dan dunia internasional, ketiga mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, radio, tv, tape recorder dan lain-lain, keempat menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al Quran sehingga timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.
Untuk meningkatkan pembelajaran bahasa Arab maka di butuhkan sebuah motivasi. Yang mana motivasi merupakan kekuatan dahsyat yang dapat menuntun siswa menggapai sukses orang yang tidak memiliki motivasi belajar dalam dirinya maka hadirnya guru profesional sangat diperlukan.[1]
Dari definisi motivasi itu sendiri, motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Misalnya kebutuhan seseorang akan makanan menuntut seseorang terdorong untuk bekerja. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong seseorang untuk melakukan berbagai upaya kegiatan sosial. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Terhadap tenaga-tenaga tersebut para ahli memberikan istilah yang berbeda, seperti desakan atau drive, motif atau motive, kebutuhan atau need dan keinginan atau wish[2].
Desakan atau drive diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani. Motif adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohaniah. Kebutuhan adalah merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan adanya kekurangan atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya. Sedangkan wish atau harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang dibutuhkan. Kondisi-kondisi yang mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan disebut motivasi.
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari luar individu. Motivasi yang terbentuk dari luar lebih bersifat pada perkembangan kebutuhan psikis atau rohaniah.
Motivasi ada dua yaitu:
1. Motivasi intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam individu sendiri tanpa ada paksaan, dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut motivasi murni.
2. Motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, karena ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain.
Fungsi motivasi:
Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi motivasi yaitu:
- Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
- Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
- Menyeleksi perbuatan yakni menentkan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan denga menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Strategi menumbuhkan motivasi belajar yang dapa dikembangan dalam upaya untuk menumbuhkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran yaitu:
- Menjelaskan tujuan belajar kesiswa
- Hadiah
- Saingan atau kompetisi
- Pujian
- Hukuman
- Membangkitkan dorangan siwa untu belajar
- Membentuk kebiasan belajar yang baik
- Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok
- Menggunakan metode yang bervariasi
- Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
[1] Kutipan
Shobri Sutikno.buku Belajar dan Pembelajaran. Hal 75
[2] Abdul
Majid. Perencanaan Pembelajaran. Hal 152
Untuk mendalami lebih lanjut alangkah baiknya Anda membaca buku-buku berikut:
- Wina Sanjaya dengan bukunya yang berjudul "Penelitian Tindakan Kelas"
- Abdul Majid dengan bukunya yang berjudul "Perencanaan Pembelajaran"
- Sobry Sutikno dengan bukunya "Belajar dan Pembelajaran"
- Acep Hermawan dengan bukunya "Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab"